Eat Pray Love

Book Summary - MySkill
4 min readJul 31, 2023

Judul Buku: Eat Pray Love

Penulis: Elizabeth Gilbert

Penerbit: Bloomsbury Publishing

Tahun Penerbitan: 2006

👈 Kembali ke Daftar Book Summary

👈 Kembali ke Buku Career & Self Development

“Eat Pray Love” adalah sebuah kisah pribadi yang inspiratif yang ditulis oleh Elizabeth Gilbert. Buku ini menceritakan perjalanan emosional dan spiritual penulis setelah mengalami kegagalan dalam perkawinannya dan kekosongan dalam hidupnya. Dalam upaya untuk menemukan kembali diri yang sejati, Elizabeth memutuskan untuk meninggalkan kehidupan yang familiar dan memulai perjalanan penuh pengalaman selama satu tahun.

Buku ini terbagi menjadi tiga bagian yang masing-masing mencerminkan tahapan perjalanan penulis. Pertama, Elizabeth pergi ke Italia untuk mengeksplorasi nikmatnya makanan dan menemukan kebahagiaan melalui hidangan lezat dan pengalaman kuliner yang memanjakan lidah. Di sana, ia belajar untuk hidup dalam momen dan menikmati setiap detiknya. Elizabeth menemukan keindahan dalam sederhana hal seperti menikmati pasta segar dan pizza lezat, dan dengan sabar belajar bahasa Italia dan berbaur dengan masyarakat setempat.

Setelah Italia, Elizabeth pergi ke India untuk mencari ketenangan dan kedamaian dalam meditasi dan spiritualitas. Dalam perjalanan penuh refleksi ini, ia tinggal di sebuah asrama di Ashram Guru Ketiga di Pataudi, India. Di sana, ia menghadapi tantangan untuk mengatasi gangguan pikiran dan perasaan batin, serta mencari kedekatan dengan Tuhan melalui meditasi dan ibadah. Elizabeth menjalani ritual spiritual seperti puja, bermeditasi selama berjam-jam, dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan religius yang membantu menghubungkan dirinya dengan kekuatan yang lebih tinggi.

Bagian terakhir dari perjalanan membawa Elizabeth ke Bali, Indonesia. Di sana, ia menemukan cinta yang tak terduga dan sahabat-sahabat yang memberikan dukungan emosional yang luar biasa. Dalam pengalaman ini, Elizabeth belajar bahwa cinta sejati tidak selalu datang dari pasangan romantis, tetapi juga dari hubungan persahabatan dan kasih sayang manusia lain. Di Bali, ia mengenal seorang dukun dan mempelajari tentang kepercayaan lokal serta kebijaksanaan tradisional yang membuka pandangan barunya tentang kehidupan dan cinta.

Melalui perjalanan yang penuh petualangan ini, “Eat Pray Love” menjadi lebih dari sekadar cerita perjalanan fisik. Buku ini mengajarkan kita tentang arti sebenarnya dari pencarian diri, pengampunan, penghargaan terhadap budaya, dan arti kebahagiaan. Hal ini juga mendorong kita untuk merenung tentang apa yang benar-benar penting dalam hidup kita dan bagaimana kita bisa mencapai keseimbangan dalam menjalani kehidupan yang bermakna. “Eat Pray Love” menjadi karya yang inspiratif dan mengajak kita untuk menjalani perjalanan pribadi kita sendiri dalam menghadapi tantangan hidup, menemukan kedamaian, dan menemukan arti sejati dari kebahagiaan.

Key Summary:

  1. Kehidupan kita seringkali diwarnai oleh pencarian akan arti yang lebih dalam dan kebahagiaan yang sejati. Dalam perjalanan pribadi Elizabeth Gilbert, kita sering merasa bahwa ada sesuatu yang kurang dan kita mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang menghantui kita. Kisah ini mengingatkan kita bahwa kita tidak sendirian dalam pencarian ini dan mengajak kita untuk menjelajahi aspek spiritual dan emosional dalam hidup kita.
  2. Setiap negara dan budaya memiliki kekayaan dan kebijaksanaan unik yang dapat kita pelajari. Melalui pengalaman penulis di Italia, India, dan Bali, kita diperkenalkan pada kekayaan budaya dan tradisi masing-masing tempat. Kisah ini mengajak kita untuk membuka pikiran kita dan menghargai keindahan serta kearifan yang ada di sekitar kita.
  3. Meditasi dan refleksi adalah alat penting dalam mencari kedamaian dan memahami diri sendiri. Dalam perjalanan penuh refleksi Elizabeth di India, kita belajar tentang praktik meditasi yang mendalam dan cara mengalami kedamaian batin melalui introspeksi. Kisah ini mengajak kita untuk meluangkan waktu dalam kehidupan kita untuk merenung dan mengenali diri kita sendiri dengan lebih baik.
  4. “Makan, berdoa, dan mencintai” menjadi mantra penting dalam menjalani kehidupan yang seimbang. Konsep “makan, berdoa, dan mencintai” yang diungkapkan dalam kisah ini mengajak kita untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan fisik, spiritual, dan emosional kita. Melalui pemenuhan kebutuhan ini, kita dapat mencapai kehidupan yang lebih bermakna dan memuaskan.
  5. Kebebasan untuk menjelajahi dunia dan menemukan diri sendiri merupakan hak kita sebagai individu. Kisah ini memberikan pengertian bahwa kita memiliki kebebasan untuk menjelajahi dunia dan menemukan diri kita sendiri. Tidak ada batasan yang menghalangi kita untuk mencari makna dan kebahagiaan yang sejati dalam hidup kita.
  6. Keberanian untuk melangkah keluar dari zona nyaman membawa pertumbuhan dan transformasi. Dalam kisah perjalanan Elizabeth, kita melihat bagaimana ia menghadapi ketidakpastian dan memilih untuk keluar dari zona nyamannya. Kisah ini mengajak kita untuk memperluas batasan kita sendiri, mengatasi ketakutan, dan mengejar impian kita dengan penuh keberanian.
  7. Menyelami keindahan alam dan dunia sekitar kita dapat memberikan perspektif baru dan inspirasi. Melalui pengalaman penulis di berbagai tempat, kita melihat bagaimana keindahan alam dan budaya setempat memberikan inspirasi dan memperluas pandangan kita. Kisah ini mengajak kita untuk menghargai keindahan di sekitar kita dan meresapi pengalaman yang ada di hadapan kita.
  8. Hidup dalam kehadiran dan menghargai setiap momen adalah kunci untuk menemukan kebahagiaan sejati. Melalui pengalaman Elizabeth di Italia, kita diajarkan pentingnya hidup dalam momen dan menghargai kebahagiaan yang sederhana. Kisah ini mengingatkan kita untuk fokus pada saat ini dan menikmati setiap momen dalam hidup kita.
  9. Menerima diri sendiri sepenuhnya dengan segala kelebihan dan kekurangan adalah langkah pertama dalam mencapai kebahagiaan. Kisah ini mengajak kita untuk menerima diri kita dengan sepenuh hati, tanpa mengecam atau membandingkan diri dengan orang lain. Dengan menerima diri kita sendiri, kita dapat menumbuhkan rasa percaya diri yang sejati dan mengalami kebahagiaan yang autentik.
  10. Membuka hati untuk mencintai dan menerima cinta adalah salah satu bentuk pencarian yang paling berharga dalam hidup. Dalam perjalanan Elizabeth di Bali, kita menyaksikan bagaimana cinta datang dalam berbagai bentuk, tidak hanya dalam hubungan romantis. Kisah ini mengajak kita untuk membuka hati kita untuk mencintai dan menerima cinta dari orang-orang di sekitar kita, baik itu keluarga, teman, atau komunitas.

👈 Kembali ke Daftar Book Summary

👈 Kembali ke Buku Career & Self Development

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

No responses yet

Write a response