Conversations Worth Having: Using Appreciative Inquiry to Fuel Productive and Meaningful Engagement

Judul Buku: Conversations Worth Having: Using Appreciative Inquiry to Fuel Productive and Meaningful Engagement

Penulis: Jackie Stavros dan Cheri Torres

Penerbit: Berrett-Koehler Publishers

Tahun Penerbitan: 2018

👈 Kembali ke Daftar Book Summary

👈 Kembali ke Buku Communication

“Conversations Worth Having: Using Appreciative Inquiry to Fuel Productive and Meaningful Engagement” ditulis oleh Jackie Stavros dan Cheri Torres. Buku ini diterbitkan oleh Berrett-Koehler Publishers pada tahun 2018.

Buku ini mengenai pentingnya percakapan yang bernilai dalam membantu menghasilkan keterlibatan dan komunikasi yang produktif dan bermakna. Para penulis menggunakan pendekatan Appreciative Inquiry (Penyelidikan Apresiatif) sebagai kerangka utama untuk memandu pembaca dalam menciptakan dan memfasilitasi percakapan yang bernilai.

Appreciative Inquiry merupakan suatu pendekatan yang berfokus pada memperkuat apa yang sudah berfungsi dengan baik dalam suatu organisasi atau lingkungan, dan kemudian membangunnya menjadi hal yang lebih baik. Buku ini memberikan alat dan teknik yang praktis untuk mengadopsi pendekatan tersebut dalam percakapan sehari-hari.

Dalam buku ini, pembaca akan belajar bagaimana mengubah percakapan yang cenderung negatif, defensif, atau tidak produktif menjadi percakapan yang penuh apresiasi, pembelajaran, dan kerjasama. Penulis menyajikan konsep-konsep yang kuat dan studi kasus nyata yang mengilustrasikan cara-cara menghadapi konflik, menghasilkan ide-ide inovatif, dan membangun hubungan yang positif melalui percakapan yang bernilai.

Buku “Conversations Worth Having” cocok untuk siapa saja yang ingin meningkatkan kualitas percakapan mereka, baik di dalam konteks kerja, keluarga, maupun lingkungan sosial. Ini adalah panduan yang praktis dan inspiratif untuk menciptakan percakapan yang membangun, mendorong keterlibatan, dan menghasilkan hasil yang berarti bagi semua pihak yang terlibat.

Key Summary:

1. Menggunakan pendekatan Appreciative Inquiry membantu kita fokus pada kekuatan dan potensi positif dalam percakapan kita, mengarah pada solusi yang lebih konstruktif. Pendekatan ini melibatkan penyelidikan dan penghormatan terhadap apa yang berfungsi dengan baik dalam situasi kita dan bagaimana kita dapat memperkuatnya.
2. Penting untuk menciptakan iklim percakapan yang aman dan terbuka, di mana setiap individu merasa didengar dan dihargai. Ini menciptakan ruang bagi setiap orang untuk berbagi ide, pendapat, dan pengalaman mereka tanpa takut dihakimi atau diremehkan.
3. Mendengarkan dengan empati dan kehadiran penuh memungkinkan kita untuk benar-benar memahami sudut pandang orang lain dan membangun hubungan yang lebih baik. Ini melibatkan memberikan perhatian sepenuhnya kepada lawan bicara, menunjukkan minat, dan menghindari gangguan.
4. Menanyakan pertanyaan yang memberdayakan dan membangkitkan inspirasi membantu kita memperluas pemikiran dan melihat potensi baru dalam situasi tertentu. Pertanyaan ini biasanya berfokus pada keberhasilan masa lalu, sumber daya yang ada, dan visi masa depan yang diinginkan.
5. Prinsip apresiasi dan pengakuan akan prestasi orang lain membantu menciptakan lingkungan yang memotivasi dan memberikan semangat positif. Mengakui dan menghargai kontribusi setiap orang dapat meningkatkan kepercayaan diri dan memperkuat kolaborasi dalam percakapan.
6. Kita harus menjaga kesadaran akan bahasa yang kita gunakan dan menghindari penggunaan kata-kata yang menimbulkan pertahanan atau konflik. Menggunakan bahasa yang inklusif dan menghindari kata-kata menuduh atau mengkritik membantu mempertahankan kualitas percakapan yang produktif.
7. Memperluas pola pikir dan melihat berbagai perspektif membantu kita mencapai pemahaman yang lebih mendalam dan menemukan solusi yang lebih kreatif. Mengakui bahwa setiap orang memiliki pandangan dan pengalaman yang unik membuka ruang untuk eksplorasi yang lebih luas.
8. Menjalin hubungan yang kuat melalui percakapan yang bernilai membutuhkan ketulusan, kepercayaan, dan integritas yang tinggi. Kita harus berkomitmen untuk menjadi orang yang dapat dipercaya dan memberikan kepercayaan kepada orang lain, sehingga dapat membangun hubungan saling percaya.
9. Mengenali dan menghargai perbedaan dalam pandangan dan pendekatan orang lain dapat memperkaya percakapan dan menghasilkan pemikiran yang lebih inklusif. Melihat perbedaan sebagai peluang untuk belajar dan tumbuh membantu kita menciptakan kerangka kerja yang inklusif.
10. Membangun kesadaran diri yang kuat memungkinkan kita untuk mengelola emosi, tetap tenang, dan menjaga kualitas percakapan dalam situasi yang menantang. Menyadari reaksi kita terhadap situasi dan mengambil tanggung jawab atas emosi kita membantu kita tetap fokus pada tujuan kita dalam percakapan.
11. Menggunakan teknik reframing membantu kita melihat situasi dengan sudut pandang yang berbeda dan mengubah cara kita berpikir tentang masalah. Dengan melihat hal-hal dari sudut pandang yang positif, kita dapat menemukan solusi yang kreatif dan melampaui batasan yang ada.
12. Mengadopsi pendekatan inklusif dalam percakapan memungkinkan setiap orang merasa dihargai dan diakui. Dengan mengundang berbagai perspektif dan memberikan ruang untuk partisipasi aktif, kita dapat menciptakan percakapan yang merangkul keberagaman dan mempromosikan kesetaraan.
13. Menerapkan prinsip pengukuran dan pemantauan progres membantu kita melacak kemajuan percakapan yang kita lakukan. Dengan mengidentifikasi indikator kinerja yang relevan dan melihat perubahan seiring waktu, kita dapat memperkuat dan memperbaiki kualitas percakapan yang kita jalani.
14. Memperluas kapasitas mendengarkan kita dengan mempraktikkan “mendengarkan dalam lapisan”. Ini berarti kita tidak hanya mendengarkan kata-kata yang diucapkan, tetapi juga membaca bahasa tubuh, intonasi suara, dan ekspresi emosi yang mungkin tersembunyi di balik percakapan. Dengan memahami pesan yang lebih dalam, kita dapat merespons dengan lebih baik dan menghargai apa yang tidak diucapkan secara eksplisit.
15. Menggunakan teknik menggarisbawahi dan merangkum dapat membantu kita mengamati dan merefleksikan isi percakapan yang penting. Dengan merangkum dan menyoroti poin-poin kunci, kita dapat memperjelas pemahaman kita sendiri dan mengarahkan percakapan ke arah yang lebih fokus dan produktif.
16. Menciptakan kesadaran kolektif dalam percakapan berarti memperhatikan kebutuhan dan keinginan semua orang yang terlibat. Ini melibatkan mengidentifikasi dan memahami dinamika kekuasaan yang ada dan mencari cara untuk menjaga keseimbangan dan kesetaraan dalam percakapan.
17. Menggunakan pendekatan bertanya “mengapa tidak?” daripada “mengapa?” membangkitkan pemikiran inovatif dan kreatif. Dengan mempertanyakan batasan dan memperluas batas pemikiran kita, kita dapat menemukan solusi yang belum terpikirkan sebelumnya dan menghasilkan perubahan yang signifikan.
18. Mengadopsi sikap yang terbuka terhadap pembelajaran dan pertumbuhan dalam percakapan membantu kita melihat setiap interaksi sebagai peluang untuk berkembang. Dengan berpikir bahwa setiap percakapan memiliki nilai dan pembelajaran yang dapat kita ambil, kita dapat meningkatkan keterampilan komunikasi kita dari waktu ke waktu.
19. Menghormati kepentingan dan kebutuhan semua pihak yang terlibat dalam percakapan adalah kunci untuk membangun hubungan yang saling menguntungkan. Dengan mengakui perbedaan dan mencari titik kesamaan, kita dapat mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan dan menciptakan lingkungan kerja yang kooperatif.
20. Mengamati dan mempraktikkan gaya komunikasi nonverbal yang positif, seperti kontak mata, senyuman, dan sikap tubuh terbuka, membantu menciptakan rasa saling percaya dan kenyamanan dalam percakapan. Dengan memperhatikan bagaimana kita berkomunikasi secara nonverbal, kita dapat meningkatkan keefektifan komunikasi kita secara keseluruhan.

👈 Kembali ke Daftar Book Summary

👈 Kembali ke Buku Communication